Tadi malam, anak saya najwa 4 tahun, menemukan foto saya waktu wisuda diploma 6 tahun yang lalu. Diperhatikannya foto saya lekat-lekat, kemudian pandangannya beralih kesaya.
"Ini bunda ke?"tanyanya dalam logat melayu
"Iya, itu bunda."
"Nampak macam lain je,"katanya heran.
"Lain kenapa?"
"Yang ini cantik, putih, kurus.. tapi..."kalimatnya menggantung. Diperhatikannya saya baik-baik.
"Sekarang tak cantik, ada jerawat, gemuk pula tuh,"katanya polos.
Huahahaaaaaa... saya tergelak. Dasar anak kecil. Penilaian yang jujur dan polos.
Tiba-tiba satu-satu idea berlompatan dalam kepala.
Jogging, fitnes, diet, jangan makan malam, puasa biar lebih cepat lebih baik, facial, creambath, krim pigmen, colagen, krim anti penuaan...
Hahaha banyak amat...
Untung ada suara yang membela :
"Bunda tak gemuk lah kakak, cuma tembam aja.."hiks hikss atu sami mawon eta mah.
Terima kasih diingatkan sayang.. Bunda memang kurang merawat diri yah hehe...
Jumaat, Julai 17, 2009
Selasa, Mei 05, 2009
Mengalah akan berarti kalah
Kasihan anak saya.
Kesadaran itu mungkin agak terlambat datangnya. Tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Secara tidak sadar, kami, saya dan suami, selama ini ternyata telah mengkondisikan najwa, anak 4 tahun saya, untuk selalu mengalah. Bukan saja dengan adiknya, tapi juga ketika berebut mainan dengan temannya. Kami akan langsung membujuk najwa untuk menyerahkan mainannya ketika temannya menghendaki.
Seperti sore itu.
Kami berkunjung kerumah sepupu. Suami saya memetik dua kuntum bunga dan diberikannya pada
najwa dan batrisya, anak sepupu suami. Ketika melihat bunga najwa yang sebenarnya sama persis dengan bunganya, batrisya merengek minta bunga najwa. Secara spontan suami saya bilang pada najwa untuk menukar bunganya dengan bunga batrisya. Pada mulanya najwa terlihat menolak, tapi kemudian memberikan bunganya setelah terlebih dahulu menatap wajah suami saya.
Kami sadar kemudian bahwa itu salah.
Ya salah, tidak seharusnya dia mengalah. Bunga itu adalah haknya. Biar dia sendiri yang menentukan apakah akan diberikan atau tidak tanpa arahan siapapun. Karena dari kumpulan kejadian kecil seperti ini, dia akan belajar untuk mempertahankan haknya. Tugas kami seharusnya hanya memberi pengertian pada kedua anak itu apa yang sudah menjadi bagiannya. Tidak perlu menyuruh untuk mengalah.
Kilasan kejadian lama bermain dalam benak saya. Astagfirullah.. Ada begitu banyak kejadian serupa yang telah membentuk pribadi najwa. Ketika anak selalu diajarkan mengalah, maka yang akan terjadi adalah anak merasa tidak layak memiliki apa-apa. Kemampuannya untuk berkompetisi jadi berkurang, dan jadilah dia anak yang selalu duduk dibelakang, tidak berani menonjolkan diri karena merasa tidak layak. Selalu mengalah juga membentuk pribadi anak menjadi lemah, tidak berani mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Seharusnya biarkan mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan, tugas orangtua hanya memberikan mereka pemahaman.
Sampai pada satu titik kami merasa sangat bersalah.
Kesadaran itu mungkin agak terlambat datangnya. Tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.
Secara tidak sadar, kami, saya dan suami, selama ini ternyata telah mengkondisikan najwa, anak 4 tahun saya, untuk selalu mengalah. Bukan saja dengan adiknya, tapi juga ketika berebut mainan dengan temannya. Kami akan langsung membujuk najwa untuk menyerahkan mainannya ketika temannya menghendaki.
Seperti sore itu.
Kami berkunjung kerumah sepupu. Suami saya memetik dua kuntum bunga dan diberikannya pada
najwa dan batrisya, anak sepupu suami. Ketika melihat bunga najwa yang sebenarnya sama persis dengan bunganya, batrisya merengek minta bunga najwa. Secara spontan suami saya bilang pada najwa untuk menukar bunganya dengan bunga batrisya. Pada mulanya najwa terlihat menolak, tapi kemudian memberikan bunganya setelah terlebih dahulu menatap wajah suami saya.
Kami sadar kemudian bahwa itu salah.
Ya salah, tidak seharusnya dia mengalah. Bunga itu adalah haknya. Biar dia sendiri yang menentukan apakah akan diberikan atau tidak tanpa arahan siapapun. Karena dari kumpulan kejadian kecil seperti ini, dia akan belajar untuk mempertahankan haknya. Tugas kami seharusnya hanya memberi pengertian pada kedua anak itu apa yang sudah menjadi bagiannya. Tidak perlu menyuruh untuk mengalah.
Kilasan kejadian lama bermain dalam benak saya. Astagfirullah.. Ada begitu banyak kejadian serupa yang telah membentuk pribadi najwa. Ketika anak selalu diajarkan mengalah, maka yang akan terjadi adalah anak merasa tidak layak memiliki apa-apa. Kemampuannya untuk berkompetisi jadi berkurang, dan jadilah dia anak yang selalu duduk dibelakang, tidak berani menonjolkan diri karena merasa tidak layak. Selalu mengalah juga membentuk pribadi anak menjadi lemah, tidak berani mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Seharusnya biarkan mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan, tugas orangtua hanya memberikan mereka pemahaman.
Sampai pada satu titik kami merasa sangat bersalah.
Isnin, April 27, 2009
Ahad, Februari 22, 2009
Hutan Bandar JB
Hari Sabtu kemarin, kita pergi ke Hutan Bandar di Johor Bahru. Sekedar rileks ngajak anak main air. Kebetulan disana ada kolam renang kecil. Cocok untuk Najwa dan Aliff. Dan yang paling penting...all for free heheh alias gratis bow...
Here is the photos :
Suami saya ikut nyebur
Najwa, si takut mandi, tapi kalo main air suka...suka..sangat
Habis mandi, istirahat di gazebo dikelilingi pohon2, cocok untuk melukis :
Ini hasil lukisannya, yang pink katanya balon, yang biru monster layang-layang :D
Pulang kerumah, mampir dipasar, my 2 lovely children tidur nyenyak di mobil :
Here is the photos :
Suami saya ikut nyebur
Aliff yang ga bisa diam, berlari kesana kemari...cuapek deh ngejar2 :
Najwa, si takut mandi, tapi kalo main air suka...suka..sangat
Habis mandi, istirahat di gazebo dikelilingi pohon2, cocok untuk melukis :
Ini hasil lukisannya, yang pink katanya balon, yang biru monster layang-layang :D
Pulang kerumah, mampir dipasar, my 2 lovely children tidur nyenyak di mobil :
Isnin, Januari 05, 2009
najwa goes to school
Ini hari pertama Najwa masuk sekolah Tadika Nuri.
Suami saya cuti 2 hari, supaya kami bisa menemankan najwa ke sekolah.
Sampai disekolah jam 8, sudah banyak murid-murid berkumpul. Keadaan riuh rendah. Bising dengan suara anak-anak menangis, tidak mau berpisah dari orangtuanya. Semua murid dikumpulkan dihalaman depan sekolah. Orang tua menunggu didepan pagar.
Najwa Alhamdulillah baik-baik saja. Saya dan suami berdiri menunggu diluar. Sesekali melambai kearah najwa yang duduk manis dengan teman-temannya. Lega rasanya karena awalnya saya khawatir najwa akan menangis meraung-raung seperti ketika masuk tadika butterfly yang cuma bertahan seminggu.
Dirumah tadi malam saya dan najwa membuat cake marmer untuk bekal sekolah. Sebenarnya jam 10 ada acara makan di sekolah, tapi najwa bilang dia ingin bawa bekal cake buatan saya.
Pagi tadi walaupun belum bangun, saya gendong najwa dan terus putarkan lagu Tasya Libur tela tiba. Masih mengantuk dia mandi sendiri. Hehe ajaib. Biasanya kalau mandi susah sekali.
Suami saya cuti 2 hari, supaya kami bisa menemankan najwa ke sekolah.
Sampai disekolah jam 8, sudah banyak murid-murid berkumpul. Keadaan riuh rendah. Bising dengan suara anak-anak menangis, tidak mau berpisah dari orangtuanya. Semua murid dikumpulkan dihalaman depan sekolah. Orang tua menunggu didepan pagar.
Najwa Alhamdulillah baik-baik saja. Saya dan suami berdiri menunggu diluar. Sesekali melambai kearah najwa yang duduk manis dengan teman-temannya. Lega rasanya karena awalnya saya khawatir najwa akan menangis meraung-raung seperti ketika masuk tadika butterfly yang cuma bertahan seminggu.
Dirumah tadi malam saya dan najwa membuat cake marmer untuk bekal sekolah. Sebenarnya jam 10 ada acara makan di sekolah, tapi najwa bilang dia ingin bawa bekal cake buatan saya.
Pagi tadi walaupun belum bangun, saya gendong najwa dan terus putarkan lagu Tasya Libur tela tiba. Masih mengantuk dia mandi sendiri. Hehe ajaib. Biasanya kalau mandi susah sekali.
Ahad, Januari 04, 2009
Catatan Perjalanan : jom..pi Melaka... (part 2)
Hari kedua, kami menyusuri kota tua Melaka. Poto-potonya aja deh ya.. :
Aliff didepan kincir angin peninggalan kesultanan Melaka (didekat sini baru ketemu restoran Melayu setelah kami capek jalan menyusuri tepi sungai melaka, kebanyakan restoran china dan western)
Makan cendol "jam besar" didepan gereja christ church yang dibangun pd tahun 1753 :
Menyusuri sungai melaka yang bersih dengan boat seharga RM 5 selama 45 menit :
Rumah orang melayu ditepi sungai Melaka :
Kincir angin belanda didepan museum Stadhuys :
Naik becak keliling kota Melaka, 1 jam RM 40 :
Najwa mejeng bentar sambil istirahat di museum Stadhuys :
Aliff didepan kincir angin peninggalan kesultanan Melaka (didekat sini baru ketemu restoran Melayu setelah kami capek jalan menyusuri tepi sungai melaka, kebanyakan restoran china dan western)
Makan cendol "jam besar" didepan gereja christ church yang dibangun pd tahun 1753 :
Menyusuri sungai melaka yang bersih dengan boat seharga RM 5 selama 45 menit :
Rumah orang melayu ditepi sungai Melaka :
Kincir angin belanda didepan museum Stadhuys :
Naik becak keliling kota Melaka, 1 jam RM 40 :
Najwa mejeng bentar sambil istirahat di museum Stadhuys :
Langgan:
Catatan (Atom)