Isnin, Disember 01, 2008

on the way to wet world


Dalam perjalanan ke wet world Batu Pahat, kami singgah sarapan direstoran langganan kami, seri selatan Senai. Ini satu-satunya restoran yang saya percaya, karena tempatnya bersih dan makanannya bervariasi. Pekerjanya pun kebanyakan orang Indonesia.

Lagi asik-asiknya makan, najwa mau ke toilet. suami saya sedang ke toko sebelah dengan aliff. sebelum ke toilet, saya sempatkan pesan kepada seorang pelayan, bapak-bapak (katanya sih yang punya restoran), supaya makanan saya jangan diberesin dulu. masih ada roti canai sebiji, nasi campur yang baru saya makan separuh, dua gelas minuman yang jg tinggal separuh.

Kembali dari toilet...alamaakk... piring dimeja saya sudah ditumpuk. glekkk....kesel dong.. 2 orang pelayan berdiri disitu dan begitu melihat saya mereka berdua langsung kabur. wuakkksss..yang satu bapak yang tadi saya pesan, yang satu lagi kasir. saya ngomel-ngomel begitu suami saya datang. orang masih lapar begini...tapi selera makan sudah hilang berganti rasa kesal. si bapak sudah kembali ke pangkalannya, ngobrol sama pembuat roti canai. mau saya omelin gak enak juga, orangnya sudah berumur.

Begitu bayar, suami saya bilang ke kasir yang ikut berpartisipasi membereskan piring dimeja saya. dia cuma bilang, bukan saya.. tapi harga makanan gak didiskon. karena masih lapar, dimobil snack anak saya saya babat juga. terbayang babat sapi yang jadi menu saya tadi.

Kenapa saya begitu lapar ya? begini, saya bangun jam 2 pagi, ketika anak saya najwa, nangis karena sakit gigi. setelah menidurkan najwa saya terpikir untuk menyelesaikan kerjaan saya, karena besoknya kita mau ke wet world. saya terus bekerja sampai jam 5 subuh. kemudian disambung dengan beres-beres, sapu lantai terus ngepel. kemudian setelah anak-anak bangun, seperti biasa rutin harian, mandi suapin sarapan, kami bersiap pergi. perut orangtua masih kosong, yang penting anak-anak kenyang dulu. jadi begitu sampai di kedai itu, saya betul-betul dalam keadaan lapar berat. bukan sarapan lagi jadinya tapi makan berat, sekalian untuk bekal makan siang hehe..

karena baru makan separuh, jadi tahap kekenyangan saya pun belum sempurna. saya bilang pada suami, makanan yang saya makan baru sampai perut bagian atas belum sampe jempol kaki. wahaaaa... yah bukan rejeki kata suami saya. sebagai protes atas insiden ini, untuk sementara kita jangan beli dikedai itu lagi katanya. yakss setuju saya bilang heheh...


Tiada ulasan:

page counter