Dia seharusnya sudah punya 3 anak. Sayangnya, semuanya meninggal ketika dalam kandungan. menikah tahun 2003, dia mengandung beberapa bulan kemudian, tapi janinnya gugur ketika berusia 2 bulan. yang kedua, meninggal ketika berusia 7 bulan, putus tali pusat, kalau hidup anaknya seusia najwa. yang ketiga, baru berusia 6 minggu, meninggal kemarin pagi.
Dia sahabatku sejak kelas 1 SMA. Kami rajin berkirim kabar via sms. Sebenarnya aku ingin meneleponnya kemarin ketika mendengar kabar duka itu. tapi setelah aku pikir lagi, ini bukanlah masa yang sesuai. alih-alih ingin menghiburnya, teleponku hanya akan membuatnya sedih. dan akhirnya, aku yang juga sensitif, pasti tidak bisa berkata-kata, menangis. duuuhhh....
aku hanya membalas sms-nya dengan satu kalimat yang kurasa bijak. "semoga Allah memberikan kesabaran dan ketabahan kepada kalian berdua." tidak tahu apakah kata-kataku cukup menghiburnya. yang jelas, dalam sms-nya dia mengaduh "Ya Allah, sungguh berat cobaan ini." Kehilangan 3 calon anak tentu saja membuat temanku terpukul. Entah apa yang salah dengan kandungannya, sehingga umur anak-anaknya begitu pendek.
sahabatku mengeluh. betapa susahnya mendapatkan anak dari rahim sendiri.
entahlah, akupun gagal memahami rahasia Tuhan.
banyak orang yang tidak menginginkan janin tumbuh dalam rahimnya sehingga berusaha membunuhnya dengan berbagai cara. atau jika janin itupun membesar kemudian lahir, dibuangnya anak itu ke tempat sampah, atau bahkan ada yang dikubur hidup-hidup. naudzubillah. sebagian manusia lain yang kurang begitu beruntung dalam penghidupannya, justru beranak pinak setiap tahun sehingga bilangannya melebihi lima jari tangan. sementara sahabatku yang Insya Allah siap lahir batin, justru berulangkali gagal.
aku ingin mengatakan pada sahabatku bahwa ini ujian Allah, tapi rasanya terlalu klise. aku kehilangan kata-kata untuk menghiburnya.
Rabu, Januari 30, 2008
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan